Ibnu taimiyah memiliki banyak pendapat yang jelas menyimpang dari ajaran Islam. Dia berpendapat bahwa semua makhluk itu sudah ada bersama-sama Allah Swt pada masa azali. Dialah Ibnu Taimiyah orang yang berpendapat bahwa Allah itu baru dalam zat-Nya.
Dengan demikian, kehendak Allah itu ada setelah kehendak yang lain, firman Allah itu ada setelah adanya firman yang lain. Yang benar bahwa yang barunya sifat dalam zat mengharuskan alam semesta disifati dengan sifat baru.
Oleh karena itu orang beranggapan bahwa Ibnu Taimiyah sebenarnya sudah menyimpang baik dalam akidah maupun dalam hukum. Ibnu taimiyah juga telah melanggar ijma’ dalam banyak kasus, seperti dalam kasus talak dan kasus lainnya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Abu Zur’ah Al ‘iraqi.
Dapat diartikan bahwa orang yang meyakini bahwa alam semesta itu kekal tidak berakhir, alam itu senantiasa ada bersama Allah Swt baik materi maupun bentuknya atau materinya saja. Seperti pendapat Ibnu Taimiyah maka keimanannya bermasalah.
Al-Zarkasyi dalam karyanya yang berjudul “Tasynif Al-Masami” mengatakan sebagai berikut: “Alam semesta ini secara keseluruhan yakni bagian atas, bagian bawah, bagian atom dan bagian partikelnya itu baru. Ia tadinya tidak ada lalu kemuan menjadi ada.”
Pendapat ini merupakan hasil kesepakatan para ahli agama. Hanya saja ada para filosof yang tidak berpendapat demikian antara lain adalah Al-Farabi dan Ibnu Sina. Mereka berpendapat bahwa alam semesta itu bersifat qadim baik materi dan formatnya.
info yg bagus!!! Thanks
BalasHapus