Agung Maulana Edhi adalah sosok manusia yang memiliki keberanian, kebaikan, keikhlasan dalam membantu sesama manusia. Dialah salah satu dari banyak sosok hamba Allah Swt yang mudah-mudahan dapat memberikan kita motivasi, dan menirunya setidaknya berusaha mempunyai perilaku yang mirip dengannya. Yaitu perilaku yang mencontoh Rasulullah Saw.
Dibelahan dunia lain, empat belas abad kemudian. Saat mengunjungi Addis Abeba, Maulana Abdul Sattar Edhi tidak kuasa menahan tangisnya. Ia menyaksikan ribuan rangka manusiahidup mengais-ngais makanan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Begitu parahkah kelaparan dan kemiskinan di negara ini, tanyanya dalam hati.
Tapi kemudian ia sangat geram, marah tak tertahankan. Ketika shalat di Masjid Agung negeri itu, ia melihat orang-orang necis datang dengan mobil-mobil mewah, berjejer dihalaman mesjid. Ajaibnya, para muslim elite ini dapat shalat dengan khuysuk ketika diluar mesjid ribuan tubuh kurus kering kerontang meregang nyawa, menjemput maut di depan mata.
Siapakah Maulana edhi? Puluhan tahun yang lalu, pria kelahiran pakistan ini menjual usaha kecil-kecilan untuk membeli minibus. Minibus itu segera ia ubah menjadi sebuah ambulance. Setiap hari, ia menyetir sendiri keliling kota mengambil orang-orang terluka dan membawa pasien-pasien miskin ke rumah sakit. Bila semula ia melihat orang sebagai mesin uang untuk menumpuk kekayaan, kini ia melihat mereka sebagai orang yang perlu ditolong dan dibela. Edhi telah mengabdikan hidupnya untuk menlong sesama.
Saat menikah, rumahnya diketuk orang. Ia dijemput untuk menolong orang yang sedang kecelakaan. Ia segera meninggalkan istrinya untuk menjemputdan membawa korban ke rumah sakit. Ia jaga si korban semalam suntuk. Ia buang malam pertamanya bersama istrinya. Untung, Bilqis, istrinya yang kebetulan perawat mengagumi pekerjaan suaminya dan membantunya setulus hati. Bahkan karenma akhlak inilah yang membuatnya kesengsem mau menikah dengan Edhi.
Singkat cerita, masyarakat mulai banyak yang bersimpati. Para penyumbang kian besar. Edhi pun menambah ambulance, membeli helikopter dan menambah tim. Kini kendaraan-kendaraan Edhi bisa berkeliling dikota-kota besar Pakistan. Helikopternya sering mengelilingi langit negeri kelahiran Filosof Muhammad Iqbal itu. Timnya sering berda dimana-mana, menjangkau hampir setiap tempat.
Bila terjadi perkelahian antar suku, yang kerap terjadi di negara itu. Ternyata kedua belah pihak menghentikan perang saat melihat ambulance Edhi.mereka menghormati kehadiran Edhi.dan dipersilahkan mengurus pada koban. Bagi orang-orang yang sedang terluka dan sakit, kedatangan Edhi itu di ibaratkan malaikat kehidupan, penyembuh bagi yang terluka, penghibur bagi yang berduka, dan penyemangat bagi yang merana.
The Edhi Charitable Foundation
yang ia dirikan berkembang pesat. Di Karachi saja ia mengelola sejumlah rumah sakit, panti anak yatim dan panti cacat mental. Jika Edhi datang mereka berlari menyambutnya, lalu berlomba bergelayutdi tangan dan pelukannya. Dan Edhi memberi mereka kasih sayang seorang bapak yang penyayang. Jika ada orang yang meninggal, Edhi sering sibuk mengurusnya. Lebih dari 12.000 jenazah telah dimandikan dengan tangannya sendiri.
Sayap Edhi kian lebar, selebar dunia yang bisa ia gapai. Ia mulai go international, mendunia. Dalam sebuah tugas kemanusiaannya, ia ditangkap dan nyaris dibunuh oleh para Zionis saat menolong para pengungsi di Shabra dan Shatila, korban-korban pembantaian si tukang jagal yang tak berprikemanusiaan, Ariel Sharon. Ia pernah pergi ke Bangladesh, India, Iran, Irak, Turki, Armenia, Filipina, Ethiopia, Somalia dan Bosnia.
Bersambung... Tunggu kelanjutannya ya!
Di tunggu sambungan seri 2 nya kang.. mantep nih artikelnya.. salam kenal, dari Si OON Lagi Nge Blogging
BalasHapus