Mengahadap Kiblat


Kawan, ini adalah pengetahuan awal sebelum kita melaksanakan ibadah wajib shalat, shalat sunah dan pula shalat wajib. Iya, tentu saja menghadap kiblat, kemanakah arah kiblat itu? hmmm.... tentu saja Ka'bah yang letaknya di daerah kerajaan Saudi Arabia. 

Ka'bah merupakan bangunan berbentuk kubus yang terdiri dari batu-batu besar coklat dengan mempunyai tinggi 15 meter, panjang 9,92 meter (dinding bagian utara), 10,25 meter (selatan, 11,85 meter 9 timur, dan 12,7 meter (barat). Ka'bah sebagai lambang dan ciri sekaligus pemersatu umat muslim di dunia. Disana kita bisa melihat bagaimana islam itu tidak membeda-bedakan manusia satu dengan manusia lainnya. Tak heran jutaan umat muslim setiap tahunnya mengunjungi kota Makkah khususnya ke Masjidil Haram tempat adanya Ka'bah untuk melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun islam ke-5.

Jika diperhatikan bahwa Ka'bah itu letaknya di tengah-tengah Masjidil Haram, semua umat islam melaksanakan shalat dengan menghadap Ka'bah, namun bukan berarti umat islam menyembah Ka'bah. Mesti kita yakini bahwa Ka'bah merupakan tempat pemersatu umat islam pada asalnya umat islam adalah umat yang hanya menyembah Allah Swt, zat Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.

Menghadap Kiblat sebelum melaksanakan shalat itu dicontohkan oleh Nabi umat manusia, nabi akhir zaman Muhammad Saw. yang mana kelak akan memberikan syafa'at bagi umatnya yang terus taat kepada Allah Swt dan menuruti sunahnya. Rasulullah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Siraj.

”Bila engkau berdiri untuk shalat maka sempurnakanlah wudhu’mu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah pun pernah mencontohkan dan ia lakukan yakni shalat ketika dalam perjalanan, yang beliau contohkan dengan dan saat menunggangi unta. Sesuai hadis Bukhari, Muslim dan Siraj:

 "Ketika Rasulullah berpergian, beliau biasa melakukan shalat sunah di atas hewan tunggangannya. Beliau juga melakukan witir di atas hewan tunggangannya dan menghadap ke arah hewan tersebut menghadap(ketimur maupun ke barat)"

Juga dalam Firman Allah Swt:





"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui."(Al-Baqarah: 115)

Dalam riwayat Bukhari dan Ahmad disebutkan bahwa apabila hendak melakukan shalat fardhu, Rasulullah SAW turun dari tunggangannya lalu menghadap kiblat.

Shalat di tunggangan/dikendaraan itu sudah dicontohkan sehingga jika kita dalam perjalanan dan tidak bisa turun maka shalatlah sunah dikendaraan itu. Dan jika hendak melaksanakan shalat fardhu maka turun dari kendaraan dan takbir menghadap kiblat dan shalatlah kecuali jika tidak bisa turun seperti naik pesawat atau kendaraan yang tidak memperbolehkan turun maka tidak apa shalat di kendaraan dengan menghadap ke arah depan kendaraan.

Maka akhirnya yang benar adalah datangnya dari Allah Swt dan salah serta kekurangan ada dalam diri saya sebagai manusia. Semoga bermanfaat. Sampaikan kritik dan saran kawan sekalian sebagai bahan intripeksi bagi saya.



0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan Saran dan Kritiknya, untuk kemajuan blog dan kenyamanan bersama.