Surah Yaasiin ayat 37-40 : Perbedaan Siang dan Malam

Perbedaan siang dan malam yang terjadi di bumi menandakan adanya zat Yang Maha Kuasa yang mengatur jalannya roda kehidupan. Untuk memperdalam akan keyakinan adanya Sang Pencipta maka dalam artikel ini akan dibahas mengenai keajaiban adanya siang dan malam yang terdapat dalam firman Allah Swt yang sekali lagi ini menandakan bahwa Alquran adalah benar mukjizat yang Allah Swt turunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Alquran yang menjawab semua pertanyaan mengenai kehidupan di dunia lebih dari 14 abad lalu. Semoga bermanfaat...




Isi Kandungan dari surah Yaasiin ayat 37-40

Secara keseluruhan ke empat ayat di atas membahas tentang ciptaan Allah Swt yang ada dilangit serta dampak dan kegunaan dari ciptaannya itu.

Pada ayat ke 37 Allah Swt menyatakan: Dan suatu tanda kekuasaan besar Allah yang lain, bagi mereka(makhluk) yang enggan percaya itu, adalah malam; Kami melalui hukum-hukum alam yang Kami tetapkan senantiasa menanggalkannya dari siang yakni cahaya matahari maka dengan serta merta mereka yakni makhluk di bagian bumi tertentu berada dalam kegelapan.

Dalam ayat ke 37 ini diilustrasikan bumi dalam keadaan gelap dan memang kenyataannya bumi itu memang planet yang tidak bercahaya sendiri. Bumi mendapatkan cahaya dari matahari, matahari memancarkan sinarnya ke bumi, maka bagian bumi yang tersinari cahaya matahari itu akan terang sedangkan bagian bumi yang lain yang tidak terkena sinar dari cahaya matahari akan tetap dalam keadaan gelap.

Di ayat ke 38 Allah Swt memberikan contoh kekuasaan Allah yang lainnya sekaligus merinci dan menjelaskan kandungan yang ada pada ayat 37: Dan bukti yang lain sekaligus agar kamu mengetahui bagaimana Allah menjadikan bagian bumi diliputi kegelapan adalah bahwa matahari terus-menerus beredar pada garis edarnya secara amat teratur sejak penciptaannya hingga kini. Akibat poeredarannya itulah maka terjadi malam dan siang, serta gelap dan terang. Itulah pengaturan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Rasakanlah bagaimana besarnya kekuasaan Allah Swt dengan memperhatikan bahwa besarnya perbandingan massa matahari dan bumi mencapai angka 3,3 juta massa bumi. Angka 3,3 juta massa bumi ini dapat dihitung menggunakan rumus-rumus sama seperti mencari massa bumi dengan menambahkan data baru, seperti kelajuan peredaran bumi dan jari-jari orbit bumi.

Jadi kita tulis percepatan sentripetal yang menarik bumi ke arah matahari yakni percepatan gravitasi matahari terhadap bumi di orbitnya g = K M/r2, dengan massa matahari sebesar M kg dan jari-jari orbit bumi sebesar r = 150 juta km atau 150.000.000.000 meter. Karena g diimbangi oleh percepatan sentrifugal a = v2/r dengan kelajuan edar bumi v sekitar 30.000 m/sek, maka terdapat kesamaan, yaitu: 6,67.10-uM/150.109 = 900.106, sehingga diperoleh M = 135.1018/6,67.10-n atau sekitar 2.1027 ton. Yang menunjukan bahwa massa matahari sekitar 3,3 juta massa bumi.

Dengan Massa yang besar itu matahari bergerak di angkasa raya yang begitu luas dalam keadaan yang sangat teliti lagi teratur.

Dijelaskan bahwa matahari itu bergerak dengan kecepatan yang sangat cepat dalam waktu yang singkat dan dijelaskan pula bahwa matahari bergerak menuju tempat perhentiannya atau sampai pada waktu perhentiannya. Maksud dari bergerak menuju tempat perhentian adalah peredaran matahari setiap hari di garis edarnya dalam keadaan yang tidak akan pernah sedikitpun menyimpang yakni dari mulai terbit hingga terbenam menurut pandangan di bumi. Atau bergerak sampai waktu perhentiannya yaitu matahari bergerak terus menerus sesuai jalus edarnya sampai waktu yang Allah Swt tetapkan kepadanya perhentian bergeraknya yaitu ketika dunia akan kiamat.

Dia ayat selanjutnya yaitu ayat ke 39 Allah Swt melanjutkan penguraian di ayat 37, jika di ayat 38 di uraikan takdir dari matahari makan di ayat ini allah menguraikan dan membicarakan bulan. Allah Swt berfirman: Dan Bulan pun demikian. Kami yang Maha Perkasa menakdirkannya yakni menetapkan kadar dan sistem peredarannya di manzilah-manzilah yaitu posisi-posisi tertentu, sehingga karena itu manusia akan bisa melihat kemunculan bulan sabit yang malam ke malam terus membesar mencapai bulan purnama sampai seterusnya berangsur-angsur pula mengecil. Ia pada mulanya merupakan tandan segar yang kemudian sedikit demi sedikit membesar dan menua, menguning lalu melengkung hingga ketika ia mencapai manzilahnya yang terakhir ia kembali menjadi bagaikan tandan yang tua dan layu.

Hal ini diilustrasikan juga sebagai penggambaran perjalanan umat manusia di bumi ini. Manusia beranjak sedikit demi sedikit dari bayi, remaja hingga dewasa kemudian kekuatannya menurun, melengkung karena tua dan membungkuk badannya hingga terus menua dan akhirnya meninggal.

Setelah membicarakan masing-masing secara mandiri, matahari dan bulan, kini di ayat 40 Allah Swt menyatukan keduanya sambil menunjukan betapa takdir pengaturan Ilahi itu sangat teliti dan konsisten.

Allah Swt berfirman: Matahari tidak akan dapat menyimpang dari garis edarnya, tidak dapat mempercepat ataupun memperlambat perjalanannya sehingga mengakibatkan mendahului dan mendapatkan bulan. Dan tidak juga malam dimana bulan sering kali nampak, dapat mendahului siang, sehingga menghalangi kemunculannya. Tetapi semuanya telah Allah atur silih berganti dan masing-masing yaitu matahari dan bulan bahkan semua benda-benda langit pada garis edarnya saja yang telah Allah Swt tentukan terus-menerus beredar tidak dapat menyimpang darinya.

Ayat di atas menyebutkan dan menegaskan bahwa matahari tidak akan muncul di malam hari untuk mendahului bulan dan bulan pun tidak akan di siang hari.

“Keempat ayat suci di ats mengisyaratkan suatu fakta ilmiah yang baru ditemukan oleh para astronom pada awal abad ke 17 M. Matahari, bumi, bulan dan seluruh benda-benda langit yang bergerak di luar angkasa dengan kecepatan dan arah tertentu. Disisi lain matahari dengan tata suryanya berada dalam nebula besar yang disebut bimasakti. Kecepatan edarnya bisa mencapai 700 km/detik. Dan peredaran mengitari pusat bima sakti dapat mencapai 200 juta tahun cahaya.

Matahari dan bulan tidak dapat mendahului bulan karena keduanya bergerak dalam suatu gerak linier yang tidak mungkin bertemu.

Jarak antara bumi dan matahari diperkirakan sekitar 39 juta mil dan jarak bumi dan bulan 240 ribu mil yang merupakan jarak sederhana jika dibandingkan dengan jarak antara planet tatasurya dengan bintang terdekat dengannya yaitu sekitar 4000 tahun cahaya, kecepatan cahaya diperkirakan 186 ribu mil/detik. Maka diperkirakan bintang terdekat dengan planet tata surya adalah sekitar 104.000.000.000 mil (seratus empat biliun mil).”

Sumber referensi:

1 comments:

Silahkan berikan Saran dan Kritiknya, untuk kemajuan blog dan kenyamanan bersama.