Ilmu metafisika atau disebut juga ilmu di balik alam adalah suatu cabang ilmu yang membahas mengenai semua rahasia yang berada di belakang kehidupan beserta keanehan-keanehan yang dapat disaksikan oleh manusia. Salah satu contoh misalnya dapat merasakan apa yang akan terjadi dan dapat membaca berbagai pemikiran/pikiran orang lain.
Beberapa kajian yang telah dilakukan untuk mengungkapkan tentang apa itu ruh belum dapat disimpulkan. Meskipun hal ini telah dikaji secara mendalam oleh para ilmuan dan ulama dan juga telah diijtihadkan yang disertai dengan perenungan serta pemikiran atas alam ini, mereka tetap tidak mampu untuk merumuskan secara jelas hakekatnya ruh dan exsistensinya.
Hal mengenai ruh berhubungan dengan firman Allah Swt:
“Mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.’” (Al-Isra: 85)
“(Ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, ‘sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepada-Nya.” (Shaad: 71-72)
“Pada malam itu turun malaikat dan malaikat jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (Al-Qadr: 4)
Dikutip dalam suatu kajian didapati peneliti dapat merumuskan dan menyimpulkan mengenai sel-sel makhluk hidup dengan hasil kesimpulan yang sangat memuaskan. Tetapi meskipun dalam hal ini berhasil, para cendikiawan agaknya tetap berpendapat bahwa meskipun dilakukan dengan segala upaya, hal mengenai ruh tak ubahnya bagaikan setetes daun dalam bahtera dan samudra pengetahuan.
Ada dua pendapat para ulama dan para cendikiawan yang membahas mengenai ruh.
1. Ruh bukan merupakan badan ataupun materi, tetapi ruh adalah zat yang berdiri sendiri. Jadi, pada intinya menurut pendapat pertama ini adalah ruh bukan merupakan unsur badan manusia dan tidak ada kaitannya yang bisa saja dengan mudah berpisah dengan badan manusia. Atau dapat di singkat bahwa ruh bukan bagian dari tubuh manusia.
Contoh yang memperkuat pendapat ini adalah kematian manusia yang menandakan bahwa ruh keluar dari badan, ini pun juga menyamakan dengan firman Allah Swt “. . .Kutiupkan kepadanya ruh. . .” jadi ruh itu berbeda dengan badan.
2. 2. Ruh merupakan badan yang berfungsi sebagai penggerak yang meliputi seluruh anggota tubuh manusia seperti aliran air dalam tumbuhan dan api dalam arang, yang tidak berubah dan tidak terpisahkan. Pada pendapat kedua ini para ulama dan cendikiawan menyatakan bahwa ruh merupakan bagian dari badan bahkan merupakan dasar dari badan itu sebagai pusat segala kegiatan badan yang di nilai sebagai badan ditinjau secara maknawi.
Contoh yang memperkuat pendapat kedua ini adalah jika manusia merasakan adanya sakit hati atau apapun dalam tubuhnya (respon eksternal dan internal), maka sakit hati itu awalnya dirasakan oleh tubuh, padahal jika mengingat pendapat pertama bahwa badan berbeda dengan ruh, seharusnya tubuh tidak akan merasakan efek dari sakit hati itu. Kenyataannya jika manusia sakit hati maka anggota tubuh yang lain akan merespon dan responnya itu disepakati sebagai pertanda bahwa badan dan ruh itu satu dan tak dapat dipisahkan.
Meskipun terjadi perbedaan dan menyatakan pendapat yang diperkuat, pada akhirnya para ulama dan cendikiawan itu tetap tidak dapat dan tidak mampu mengungkapkan mengenai ruh dan eksistensinya.
Jika kita tinjau ulang dan kita pahami, akhirnya kita akan menemukan dan mengingat firman Allah Swt, “Katakanlah (Muhammad) ruh itu adalah urusan Tuhanku.” Yang berkesimpulan bahwa manusia tidak akan pernah mendapati dan menemukan arti sesungguhnya dari ruh. Karena hanya Allah Swt yang Maha Mengetahui yang tahu inti dari sebuah makna dan eksistensi adanya ruh.
ref: Ilmiah Al-Qur'an
good job
BalasHapus