Islam Akidahku -
Suami yang bijak adalah orang yang mau menerima segala kekurangan yang ada pada istrinya. Ia menyadari bahwa tidak ada wanita yang sempurna, yang bisa memenuhi semua harapannya. Inilah salah satu kunci terciptanya keharmonisan rumah tangga, yang selayaknya dimiliki oleh setiap suami, sehingga Kehidupan Rumah Tangga pun akan dapat Menghadapi semua Masalah yang datang.
Ada sebuah pepatah, ”tak ada gading yang tak retak” (tidak ada manusia yang sempurna). Kenyataannya memang demikian. Siapapun dia, selama dia disebut anak manusia bisa itu seorang wanita ataupun seorang laki-laki pasti memiliki kekurangan karena manusia tidak ada yang sempurna dalam segala sisi. Memang ada manusia yang mempunyai banyak kelebihan namun jumlah mereka sedikit.
Rasulullah Saw bersabda, “Manusia itu hanyalah seperti seratus ekor unta yakni hampir-hampir dari seratus unta tersebut engkau tidak dapatkan satu unta pun yang bagus untuk ditunggangi.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Khaththabi berkata, “Mereka menafsirkan hadits di atas dengan dua sisi, ”Beliau lalu menyebutkan sisi pertama. Setelahnya beliau berkata, “Sisi kedua: mayoritas manusia itu memiliki kekurangan. Adapun orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka seperti kedudukan unta yang bagus untuk ditunggangi dari sekian unta pengangkut beban.”
Al-Imam An-Nawawi menyatakan: “Orang yang diridhai keadaannya dari kalangan manusia, yang sempurna sifat-sifatnya, indah dipandang mata, kuat menanggung beban (itu sedikit jumlahnya).” (Syarah Shahih Muslim)
Ibnu Baththal juga menyatakan yang serupa tentang makna hadits di atas, ”Manusia itu jumlahnya banyak, namun yang disenangi dari mereka jumlahnya sedikit.”
Dalam kaitannya dengan kehidupan keluarga juga tidak bisa dipisahkan dengan pembicaraan tentang kekurangan dan ketidaksempurnaan manusia ini. Kesiapan menerima pasangan hidup dengan segala kekurangan yang ada padanya menjadi satu kemestian. Karena kita adalah anak manusia yang tidak sempurna, menikah dengan manusia yang tidak sempurna pula.
Namun kenyataannya dalam perjalanan rumah tangga terkadang muncul kekecewaan yang berbuah kebencian terhadap pasangan hidupnya karena kekurangan dimilikinya, walaupun tetap menyadari “tak ada gading yang tak retak”.
Perasaan tidak suka ini bila muncul dari pihak istri maka biasanya dia lebih bisa menekan dan ”memaksakan” dirinya untuk tetap menerima suaminya. Beda halnya bila ketidaksukaan itu dirasakan oleh pihak suami mungkin pada akhirnya kebencian akan tumbuh dihatinya dan ujungnya vonis talak pun dijatuhkan.
Dari hadits Rasulullah Saw di atas, dapat kita pahami bahwa jarang dijumpai orang yang terkumpul padanya segala kebaikan dan kelebihan. Demikian pula pada diri wanita yang memang diciptakan dari tulang yang bengkok, lebih jarang lagi didapatkan pada mereka segala kebaikan. Terkadang ada wanita yang parasnya cantik namun jelek lisannya. Terkadang ada yang ucapan dan tutur katanya manis memikat namun tidak pandai bergaul dengan suami. Ada yang pandai bergaul dengan suami namun tidak bisa mengurus rumahnya. Adapula wanita yang jelita, bagus perangainya, pandai bergaul dengan suami, bisa mengatur rumah akan tetapi ia sangat pencemburu atau tidak giat dalam ibadah.
Keadaan seperti ini seharusnya dipahami oleh seorang suami agar dia tidak larut dalam ketidaksukaan kepada istrinya dan sebaliknya dia harus bersabar dengan apa yang menjadi kekurangan istrinya.
Semoga menjadi renungan dan bermanfaat.
Read Another Post:
Hak Istri Atas Suami
Kepemimpinan Laki-Laki Atas Wanita
Poligami
Semoga menjadi renungan dan bermanfaat.
Read Another Post:
Hak Istri Atas Suami
Kepemimpinan Laki-Laki Atas Wanita
Poligami
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
makna dari sebuah kekayaan adalah rasa bersyukur dari setiap pemberian,bukan dengan keadaan materi yang berkecukupan ataupun lebih.karena ketergantungan pada fasilitas dunia adalah ketidak sadaran pada kekuasaan illahi,bahwa Allah sebaik-baik tempat bersandar bukan dunia tempat anda berbuat.maka tinggalkan kecintaan,ketergantungan,ikatan,dan pemasrahan dari perbudakan dunia.kita di ciptakan adalah hanyalah untuk berbakti padanya,mencari ridhanya dengan bersabar atas segala ujiannya,bersyukur atas segala pemberiannya,berprasangka baik atas setiap kehendaknya akan kita,dan meminta kepada Nya dengan sebaik-baik permintaan yaitu meminta Ampunan dan Ridha kepadaNya.bukan kita di cipta hanya untuk bersenang-senang dengan gejolak nafsu yang tiada habis an batasannya.
BalasHapus