Keadilan Al-Khaliq dan Persamaan kepada Keadilan


Keadilan Al-Khaliq atau dapat disebutkan bahwa Allah Swt yang Maha Adil. Sesungguhnya di dalam fiman-Nya dalam Al-Quran ditekankan untuk berbuat adil dan tidak ada sedikitpun di dalamnya yang mengajarkan kepada setiap manusia untuk berbuat zalim. Seperti dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Allah tidak sedikitpun berbuat zalim kepada manusia, tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada dirinya sendiri.” (Q.S. Yunus: 44)

“Sesunggunya Allah tidak menzalimi seseorang walaupun sebesar biji zarah. . . ” (Q.S. An-Nisa: 40)

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidaklah seseorang dirugikan barang sedikit pun. . .” (Q.S. Al-Anbiyaa: 47)

Dari ketiga cuplikan makna firman Allah Swt tersebut dapat ditelusuri bahwa Allah Swt hanya mengajarkan dan memerintahkan manusia untuk berbuat adil dan tidak berbuat zalim karena Allah Swt sendiri sebagai Khaliq pun tidak menzalimi seseorang. Dan ketiga firman Allah Swt itu menekankan bahwa Allah Swt Maha Adil, Dia tidak membeda-bedakan makhluknya yang semuanya itu merupakan sebuah isyarat atau cirri keadilan Al-Khaliq.

Harus diketahui bahwasannya sifat yang seharusnya dimiliki oleh manusia diibaratkan harus laksana sepercik sinar sifat ilahi dan sifat itu harus dapat dilaksanakan atau diaplikasikan dalam sosialisasi bermasyarakat. Seperti halnya keadilan Al-Khaliq, dalam Al-Quran pun dijelaskan dan ada penekanan keadilan dan persamaan dalam bermasyarakat. Keadilan dan persamaan itu sama rata dimiliki oleh setiap manusia dalam bentuk kelompok ataupun dalam hal perorangan, mereka semua mempunyai hak untuk mendapatkan keadilan.


Akibat buruk dari sebuah kezaliman yakni ketidakadilan, pada intinya akan merusak tatanan hidup manusia di muka bumi. Ketidakadilan itu pada saat ini telah merajalela, banyak hal menjadi tidak adil akibat ulah manusia seperti dengan uang segala sesuatu dapat dibeli. Ketidakadilanpun akan berdampak pada perbedaan, hal ini tentu bertentangan dengan sifat keadilan Al-Khaliq yang telah dijelaskan di dalam Al-Quran yakni yang menjamin adanya persamaan. 

Dengan hilangnya rasa keadilan yang seharusnya tertanam pada diri setiap manusia menjadikan diri manusia mempunyai sifat iri, dengki, permusuhan dan rasa sombong yang berimbas kepada rusaknya akhlak dan hilangnya kenyamanan hidup. Hal ini menggoyahkan kekuatan tahanan hidup bermasyarakat yang seharusnya dapat berlangsung dengan damai, penuh rasa sayang dan hidup tenang merasakan adanya keadilan serta kesamaan hak.

Firman Allah Swt dalam surat An-Nahl ayat 90:


“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkarang dan permusuhan.  Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Ketahuilah bahwa kezaliman kepada seseorang adalah sesuatu perbuatan yang sangat buruk. Begitupun orang yang pasrah dalam menerima dan menyaksikan kezaliman seseorang sama buruknya dengan berbuat kezaliman, karena pada tersiratnya dia pun berbuat zalim kepada dirinya sendiri. Sedangkan Allah Swt melarang berbuat zalim pada diri manusia itu sendiri.

Firman Allah Swt:
“. . .kamu tidak menzalimi dan tidak dizalimi. . .” (Q.S. Al-Baqarah: 279) 

Karena pada intinya sikap penyerahan pada kezaliman yakni ketidakadilan itu merangsang terjadinya penindasan yang dapat meningkatkan tekanan dan berujung pada kuatnya posisi penindas. Jadi mulai sekarang lawanlah segala bentuk perbuatan yang dapat menzalimi dirimu dan jangan pernah kamu zalimi dirimu sendiri agar kamu menjadi orang yang beruntung.

Nah, mungkin itulah yang dapat disampaikan untuk bahan renungan kita bersama. Semoga saja dapat bermanfaat. Terus saksikan Belajar, Bukan Main-Main dimanapun kawan berada. Akhirnya kepada Allah jualah semuanya kembali. Terima kasih ^_^


/#Berikan Komentar Anda Untuk Blog Ini Kedepannya#/

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan Saran dan Kritiknya, untuk kemajuan blog dan kenyamanan bersama.