Manusia makhluk yang berakal


Kawan apakah benar manusia itu makhluk yang berakal? Jika benar mengapa saat ini tidak sedikit manusia yang tidak malu bermaksiat di muka umum selayaknya manusia yang berakal, layakkah mereka menjalankan amanat mengenai apa yang diberikan oleh Allah Swt yakni manusia makhluk yang berakal, padahal sikapnya sudah seperti binatang? Inilah yang menjadi suatu dalam kehidupan manusia saat ini.

Dikatakan bahwa manusia memang sama dengan binatang, yakni makhluk-makhluk Allah Swt yang sama memerlukan makanan, tempat tinggal, hubungan biologis (seks) dan sebagainya, namun ada satu catatan berbeda yakni manusia menggunakan akal dalam memenuhi kebutuhannya.

Inilah beberapa perbedaan yang harus digarisbawahi antara manusia dan binatang:
1. Dalam suatu proses memenuhi kebutuhan hidup yakni makan. Manusia akan dan harus dapat menentukan mana yang dia boleh di makan (halal) dan mana yang tidak boleh di makan (haram) dan dimana dia akan makan dan tidak, hal ini dilakukan tentunya dengan menggunakan akal yang dimilikinya. Berbeda dengan binatang yang tidak memiliki akal, binatang akan makan dimana saja dalam keadaan apapun dan makan apapun yang binatang itu suka tanpa menghiraukan barang miliknya atau bukan.

2. Dalam kebutuhan manusia mengenai tempat tinggal, maka manusia akan memilih tempat yang layak dan dia sukai untuk ditinggali dengan catatan tempat itu miliknya. Berbeda dengan binatang yang tinggal dimana saja dia inginkan.

3. Dalam hal hubungan biologis atau seks manusia akan memilih pasangannya dan menikahinya dengan jelas dan pula menyetubuhinya dengan layak di tempat yang seharusnya bukan di dubur. Sedangkan binatang, mereka bebas melakukan hubungan biologisnya tanpa mengenal itu pasangannya atau bukan.

Sehingga layakkah manusia yang sikapnya hamper sama seperti binatang disebut berakal? Hmmm… Tentu saja tidak!


Dalam Agama islam disebutkan jika Islam adalah Agama Akal. Rasulullah Saw mengajarkan dan menyeru kepada umatnya dan semua manusia agar memakal akal mereka dalam setiap hal sehingga apa yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw mudah dicerna dengan baik. 

Dalam suatu keterangan disebutkan bahwa Rasulullah Saw melarang manusia menerima ajaran beliau secara membuta tuli. Hal ini saya garis bawahi sebagai larangan Rasulullah berpura-pura hilang akal atau seperti yang tidak punya akal. 

Dalam suatu hadist disabdakan, “Aku diperintahkan berbicara dengan manusia berdasarkan akal mereka.”

Bagaimana caranya manusia bisa mendapatkan ilmu pengetahuan? Jawabannya tidak akan salah lagi, bahwa dapat memperoleh ilmu pengetahuan karena manusia memiliki akal untuk mereka manfaatkan dan digunakan menuntut ilmu. Dijelaskan bahwa Islam adalah Agama Akal, maka dengan akal itu pula Islam mengajarkan agar manusia mempunyai ilmu pengetahuan.

Seperti firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rad ayat 4: 

 
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah Swt bagi kaum yang berfikir.”

Tentu saja pemikiran orang yang berilmu pengetahuan dan yang kurang memiliki pengetahuan akan berbeda dan mungkin saja hal ini juga yang membedakan pada sikap dan kebiasaan seseorang. 

Dalam Al-Quran surah Al-Mujadallah ayat 11, dijelaskan oleh Allah Swt akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Yang juga mempertegas bahwa Islam memberikan perhatian besar terhadap akal. 

Dan seperti dalam surah Al-Faathir ayat 28:


“Dan demikian pula di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya dan jenisnya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah (berilmu pengetahuan). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Semoga saja kita sebagai manusia dapat menjaga akal dan ilmu pengetahuan yang Allah Swt percayakan dan memanfaatkannya untuk menggali dan menambah ilmu pengetahuan yang mendatangkan baikan bagi kehidupan dunia dan akhirat, Amin.

Itulah hal yang dapat disampaikan, akhirnya kepada Allah Swt jualah kami semuanya kembali.Terus saksikan Islam Akidahku di Belajar, Bukan Main-Main dimanapun kawan berada. Terima kasih atas kunjungan kawan sekalian


BERIKAN KOMENTAR ANDA, TERIMA KASIH ^_^

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan Saran dan Kritiknya, untuk kemajuan blog dan kenyamanan bersama.