Apakah di antara kawan yang membaca postingan ini tahu apa itu riya? Nah, Riya adalah suatu sifat negative yang pada dasarnya mempunyai sifat keinginan untuk memperlihatkan yang bukan sebenarnya atau dapat juga dicontohkan pada manusia yang mengharapkan pujian manusia bukan karena Allah Swt. Singkatnya riya adalah suatu perbuatan yang mencari pujian masyarakat bukan keridhaan Allah Swt.
Dikutip dalam suatu kitab bernama Minhajul Muslimin, disebutkan bahwa hakekat riya adalah “Kehendak hamba dalam taan kepada Allah Azza Wajalla, untuk memperoleh bagian atau kesan yang baik di hati orang lain dengan ketaatannya itu.”
Jika dijabarkan dapat kita serap maknanya bahwa jika dalam suatu perbuatan ibadah kepada Allah Swt ternyata mempunyai niat lain yakni mendapatkan pujian, kehormatan atau penghargaan dan juga dilihat orang lain maka itu yang disebut dengan Riya.
Padahal Allah telah jelas-jelas melarang manusia untuk riya, seperti dalam firmannya surah Al- maa’uun ayat 4-7:
Itulah yang mungkin materi artikel mengenai Riya Merusak Iman dalam Ibadah
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan memberikan pertolongan.”
Allah Swt dalam mengancam orang-orang yang melakukan riya dengan siksa dan hukuman, maka apakah kalian tidak takut? Padahal Allah adalah zat yang memiliki sesakit-sakitnya siksaan.
Kemunafikan atau munafik dan riya merupakan dua sifat yang sangat dibenci Allah Swt dan Rasulnya, oleh karena itu maka kedua sifat ini jangan pernah kita biarkan untuk hidup dan mengakar di diri kita. Bagaikan suatu bakteri yang berbahaya yang sulit untuk dimusnahkan dan dengan cepat berkembang biak jika tidak diobati, riyapun seperti itu bahwa jika riya terus didiamkan dalam diri manusia maka akan menjadi suatu jaminan bahwa keimanan manusia itu akan rusak dan hilang.
Masih adakah orang yang memiliki sifat riya di sekitar kita? Tentu pasti ada, namun kita tidak dapat mengetahuinya. Untuk itu mari kita intropeksi diri, jangan-jangan ada sikap riya itu melekat, maka segeralah bertaubat dan selalu beristigfar ketika mempunyai keinginan untuk berbuat riya.
Dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Baihaqi, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan padamu adalah syirik kecil. Lalu mereka bertanya, apakah syirik kecil itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: ialah Riya. Allah berfirman pada hari kiamat nanti tatkala membahas amal hamba-hambanya: Pergilah kamu kepada mereka yang berbuat riya di dunia, maka tunggulah apakah kamu akan memperoleh balasan amal dari mereka?”
Namun Allah adalah zat yang Maha Pengasih, Dia memberikan petunjuk bagi umat manusia agar dapat menjauhi sifat riya. Perlu ditekankan bahwa manusia itu beribadah semata-mata ikhlas karena Allah Swt. Maka sia-sialah ibadah seseorang yang dalam hatinya tidak ikhlas dalam melaksanakannya.
Firman Allah Swt dalam surah Al-Bayinah Ayat 5:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”
Tidak adalah keuntungan bagi mereka yang berbuat riya melainkan siksa Allah yang didapatkan. Oleh karena itu mari kita terus melakukan segala kegiatan social, religi, mencari ilmu, pekerjaan dan sebagainya seraya memperkuat iman dan takwa kita kepada Allah Swt.
Jadilah orang yang sabar dalam menjalani hari di dunia ini, memintalah kepada Allah segala sesuatu untuk keperluan hidup, dalam artian bekerja dan bersabarlah dengan shalat. Sesungguhnya itulah ibadah yang sangat Allah cintai.
Itulah yang mungkin materi artikel mengenai Riya Merusak Iman dalam Ibadah
Terima kasih atas kunjungannya
Berikan Komentar Anda
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan berikan Saran dan Kritiknya, untuk kemajuan blog dan kenyamanan bersama.