Styrofoam dan CFC

Styrofoam atau plastik busa merupakan salah satu jenis plastik dari sekian banyak bahan lainnya. Styrofoam lazim digunakan sebagal bahan pelindung dan penahan getaran barang-barang yang fragile, seperti elektronik. 

Namun, saat ini bahan tersebut juga banyak digunakan sebagai bahan pengemas makanan dan minuman.

Bahan dasar styrofoam adalah polistiren, suatu jenis plastik yang sangat ringan, kaku, tembus cahaya, dan murah. Namun, bahan tersebut cepat rapuh. Karena kelemahannya tersebut polistiren dicampur seng dan senyawa butadien.

Hal ini menyebabkan polistiren kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu. Kemudian untuk kelenturannya, ditambahkan zat plasticier seperti dioktilptalat (DOP), butil hidroksi toluena, atau n butyl stearat.

Plastik busa yang mudah terurai menjadi struktur sel-sel kecil merupakan hasil proses peniupan dengan menggunakan gas chlorofluorocarbon (CFC). Hasilnya adalah bentuk seperti yang kita pergunakan saat ini.

Pemakaian styrofoam sebagai wadah makanan menimbulkan kekhawatiran dan protes dari berbagai pihak. Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan sejak tahun 1930-an, diketahui bahwa stiren, bahan dasarstyrofoam, bersifat mutagenik (mampu mengubah gen) dan potensial karsinogen (merangsang sel kanker).

Demikian pula butadien sebagai bahan penguat maupun DOP atau BHT sebagai plasticiser-nya.

Bahan-bahan tersebut, khususnya stiren, larut dalam air, lemak, alkohol, maupun asam. Semakin lama waktu pendadahan dan semakin tinggi suhu, semakin besar pula migrasi atau perpindahan bahan-bahan yang bersifat toksik tersebut ke makanan atan minuman. Apalagi bila makanan atau minuman itu banyak mengandung lemak atau minyak.

Memang toksisitas yang ditimbulkan tidak langsung tampak. Sifatnya akumulatif dan dalam jangka panjang baru timbul akibatnya.

Sementara itu, CFC sebagai bahan peniup pada pembuatan styrofoam merupakan gas yang tidak beracun dan mudah terbakar serta sangat stabil. Begitu stabilnya, gas ini baru bisa terurai sekitar 65-130 tahun!

Gas ini akan melayang di udara mencapai lapisan ozon di atmosfer dan akan terjadi reaksi dan menjebol lapisan pelindung bumi. Akibat jebolnya lapisan ozon, akan timbul efek rumah kaca. Suhu bumi meningkat, sinar ultraviolet matahari akan terus menembus bumi, sehiugga menimbulkan kanker kulit.


Mungkin itu sedikit pengetahuan yang di ambil dari berbagai sumber. Styrofoam dan CFC. Semoga bermanfaat!

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan berikan Saran dan Kritiknya, untuk kemajuan blog dan kenyamanan bersama.